Trimurti.id – Tantangan ekonomi merupakan hal krusial yang dihadapi oleh gerakan petani Indonesia. Faktor-faktor ekonomi yang kompleks mempengaruhi keberlangsungan dan kesejahteraan petani. Itu semua termasuk fluktuasi harga komoditas tani, akses terbatas terhadap pasar, ketergantungan pada input pertanian, dan dampak perubahan iklim.
Salah satu tantangan utama bagi petani adalah fluktuasi harga komoditas tani yang tidak stabil. Faktor-faktor yang menyebabkan fluktuasi harga adalah permintaan dan pasokan global, perubahan cuaca, dan kebijakan ekspor-impor. Perubahan harga yang tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi menyebabkan ketidakpastian dalam pendapatan petani. Ketika harga turun, petani sering kali mendapatkan pendapatan yang jauh di bawah biaya produksi, alhasil petani dilanda kesulitan ekonomi.
Tantangan lain yang dihadapi oleh petani adalah akses terbatas ke pasar. Terkadang, petani kesulitan untuk menjual produk pertanian mereka dengan harga yang menguntungkan sebab sulitnya menjangkau pasar yang lebih luas. Infrastruktur transportasi yang kurang baik, jarak yang jauh, dan keterbatasan akses informasi pasar sering menjadi hambatan dalam pemasaran produk pertanian. Akibatnya petani seringkali terjebak dalam pola perdagangan yang tidak menguntungkan, tentu ini menghambat pertumbuhan ekonomi mereka.
Banyak petani di Indonesia masih mengandalkan pupuk kimia dan pestisida sintetis sebagai input utama dalam produksi pertanian mereka. Namun, harga pupuk yang cenderung meningkat membuat biaya produksi bertambah tinggi. Selain itu, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan berdampak negatif pada kualitas tanah dan air. Petani perlu beralih ke praktik pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Tetapi transisi ini sering kali memerlukan dukungan teknis dan modal yang memadai.
Perubahan iklim dan ketidakpastian cuaca merupakan tantangan serius bagi pertanian. Pola cuaca yang tidak menentu, banjir, kekeringan, dan bencana alam lainnya dapat menyebabkan gagal panen dan kerugian ekonomi bagi petani. Perubahan iklim juga dapat mengubah pola pertumbuhan tanaman dan menyebabkan peningkatan penyakit hama, sehingga meningkatkan risiko kerugian bagi petani. Adaptasi terhadap perubahan iklim dan penerapan praktik pertanian yang tahan iklim menjadi hal penting untuk meningkatkan ketahanan pertanian.
Keterbatasan modal merupakan masalah umum yang dihadapi oleh petani, terutama petani kecil. Pengadaan benih, pupuk, alat pertanian, dan modal kerja sering menjadi kendala bagi petani dalam meningkatkan produktivitas dan skala usaha mereka. Selain itu, akses terhadap lembaga keuangan juga sering kali sulit bagi petani, terutama bagi mereka yang tinggal di pedesaan terpencil. Keterbatasan modal dan akses keuangan menjadi penghalang dalam upaya petani untuk melakukan investasi dan pengembangan usaha pertanian yang lebih modern.
Tantangan ekonomi ini menyebabkan pendapatan petani seringkali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tingkat kesejahteraan yang rendah mempengaruhi akses petani terhadap pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang layak. Kondisi ini juga menyebabkan banyak generasi muda di pedesaan beralih mencari pekerjaan di sektor lain. Sehingga mengancam regenerasi petani dan masa depan pertanian.
Tantangan ekonomi yang kompleks menjadi beban berat bagi gerakan petani di Indonesia. Fluktuasi harga komoditas tani, akses terbatas ke pasar, ketergantungan pada input pertanian, perubahan iklim, keterbatasan modal dan akses keuangan, serta rendahnya pendapatan dan kesejahteraan petani menjadi beberapa isu sentral yang perlu diatasi. Solusi untuk tantangan ekonomi ini menjadi tantangan dan PR bersama gerakan rakyat dan organisasi masyarakat sipil untuk mengembangkan program pertanian yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan upaya bersama, diharapkan gerakan petani dapat mengatasi tantangan ekonomi ini sehingga membawa perubahan positif bagi pertanian dan masyarakat pedesaan Indonesia.
Penulis: Nikita Sulaiman Akbar, Serikat Petani Harvestmind
Editor: Rokky Rivandy