Trimurti.id – Lama dikenal sebagai platform yang menjunjung tinggi keadilan sosial dan kesetaraan, Twitter ternyata mengemplang uang pesangon.
Dalam bulan terakhir ini saja keluhan dan tuntutan bermunculan dari mantan-mantan buruhnya. Buruh-buruh yang ditempatkan di Ghana, satu-satunya kantor Twitter di Afrika, mengaku benar-benar kena ghosting.
Dulu sewaktu dipecat mereka dijanjikan pesangon tiga kali upah, biaya pemulangan ke negara asal, dan ongkos bantuan hukum yang timbul selama berunding dengan perusahaan. Pada kenyataannya, Twitter mengabaikan janjinya.
Pada saat yang sama, Twitter dituntut di Pengadilan Federal Amerika oleh mantan buruh Chris Woodfield. Mantan pemrogram ini berkata, Twitter ingkar janji untuk membayar pesangon dua kali upah dan perolehan tambahan lainnya untuk buruh yang bersedia mengundurkan diri. Chris Woodfield menambahkan, Twitter sengaja mengincar buruh yang sudah berumur untuk dipecat.
Twitter juga sedang menghadapi tuntutan dari mantan kepala bagian kepegawaiannya sendiri, Courtney McMillian. Jika mengikuti aturan yang dibuat pada 2019, buruh yang diberhentikan seharusnya mendapatkan pesangon upah dua bulan, dan satu minggu upah dikalikan tahun masa kerjanya. Menurut Courtney McMillian, banyak mantan buruh tidak menerima pesangon sejumlah yang dijanjikan, atau malah tidak menerima pesangon sama sekali.
Masih ada lagi tambahan tuduhan. Perusahaan yang berganti lambang menjadi “X” ini dianggap memecat tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan secara tidak adil sengaja membidik buruh perempuan dan orang dengan disabilitas untuk dipecat.
Sejauh ini, perusahaan tidak mau mengaku dan menyangkal semua tuduhan.
Sejak dikuasai jutawan Elon Musk pada Oktober 2022, Twitter mengalami perombakan habis-habisan. Layanan yang dulunya gratis sekarang menjadi berbayar untuk pengguna terverifikasi yang memiliki tanda centang biru. Lebih kikir lagi, perusahaan ini menyingkirkan meja kursi kantor untuk dijual, ogah membayar tagihan, termasuk mangkir membayar sewa kantor. Dan, yang paling keterlaluan, Elon Musk memecat ribuan buruh.
Sebelumnya, Twitter memiliki sekitar 7.500 buruh, setelah gelombang pemecatan hingga awal Mei 2023 Twitter hanya memiliki sekitar 1.000 buruh, tidak termasuk buruh kontrak. Dikhawatirkan, jika tidak dilawan, ulah Twitter akan ditiru oleh perusahaan-perusahaan raksasa lainya.
Penulis: Cecep Hidayat
Editor: Dedi Muis
Foto: Reuters
Sumber:
https://www.reuters.com/legal/twitter-again-sued-over-severance-pay-bias-during-layoffs-2023-07-18/
https://www.theguardian.com/technology/2023/jul/12/twitter-severance-payments-lawsuit