Sepanjang September-Oktober 2024 sudah belasan hari buruh perusahaan pembuat pesawat Boeing mogok. Tak kurang dari 33.000 buruh terlibat dalam pemogokan ini.
Para buruh menolak syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak kerja, sekaligus menuntut kenaikan upah 40 persen dalam tiga tahun. Sementara, perusahaan dengan kikirnya hanya menjanjikan kenaikan upah 25 persen untuk empat tahun.
Alih-alih mendengarkan tuntutan dan memenuhi hak-hak para buruh, Boeing malah membekukan tunjangan kesehatan bagi para buruh yang terlibat mogok kerja.
Dilansir dari VOA Indonesia, mogok dimulai sejak 13 September 2024, pukul 00.01 waktu setempat.
Selain menuntut kenaikan upah yang sepadan, Serikat Masinis dan Buruh Kedirgantaraan Internasional, yang menaungi buruh yang mogok, juga menuntut agar hak pensiun dikembalikan ke ketentuan lama yang dihapuskan sepuluh tahun lalu.
Presiden Serikat Masinis dan Buruh Kedirgantaraan Intersional (IAM), Brian Bryant, dalam siaran persnya, menyatakan bahwa penolakan anggota serikat terhadap kontrak kerja di Boeing sudah merupakan kemenangan yang gemilang bagi seluruh industri kedirgantaraan.
“Kontrak yang berlaku di Boeing seharusnya menghormati buruh dan menghargai martabat mereka. Selayaknyalah para buruh mendapatkannya,” ucap Brian.
Mogok kerja sendiri digalang oleh dua cabang dari IAM, yakni Distrik 751 dan W24.
Brian menambahkan, tak boleh lagi Boeing meremehkan buruh-buruhnya.
“Anggota serikat kami berhak mendapatkan kontrak yang sepadan dengan kerja keras dan pengorbanan yang mereka berikan,” lanjutnya.
Menanggapi tuntutan buruh, per 30 September 2024 Boeing malah membekukan tunjangan kesehatan bagi buruh-buruh yang terlibat mogok. Meski demikian, tindakan balasan dari Boeing tak menghentikan perlawanan buruh.
“Meskipun (pembekuan tunjangan kesehatan) ini memberatkan anggota kami dan keluarganya, mereka sudah siap menghadapi perlakuan perusahaan. Sudah berpuluh tahun perusahaan mengancam akan mengusik mata pencaharian kami. Sudah kami duga perusahaan akan melakukannya,” ucap Jon Holden, Presiden IAM Distrik 751.
Jon Holden menceritakan, sudah bertahun-tahun perusahaan mengambil tindakan tidak bijaksana yang berdampak besar bagi buruh anggota serikat.
“Akibat Boeing mengulur-ngulur waktu untuk melakukan perundingan yang sungguh-sungguh, anggota serikat kami kehilangan jaminan asuransi kesehatannya,” jelas Brandon Bryant, Presiden IAM Distrik W24.
Brandon Bryant menambahkan, anggota serikat akan terus teguh menolak kontrak kerja yang tidak adil dan tidak menghormati hak-hak buruh.
Salah seorang buruh, Robert Silverman (50 tahun), yang telah bekerja di Boeing sejak umur 16 tahun, mengaku sudah menyiapkan tabungan untuk menghadapi masa-masa sulit akibat kebijakan busuk perusahaan ini.
“Saya sudah lama menabung. Sejak hari pertama saya bekerja, saya sudah diberi tahu bahwa perusahaan akan melakukan hal seperti ini, dan saya disarankan untuk bersiap menghadapinya,” ucap Robert, sebagaimana dikabarkan di KING5.com.
Seperti halnya Robert, buruh lainnya, Euel Atkinson -penderita diabetes dan darah tinggi- selama sepuluh tahun terakhir mengandalkan uang tabungan untuk membiayai pengobatan pernyakitnya.
Sejauh ini, mogok kerja masih berlangsung, karena serikat buruh tidak puas. Tawaran yang disodorkan pihak perusahaan dianggap belum memenuhi tuntutan mereka. Perusahaan hanya menawarkan kenaikan upah 30% untuk empat tahun. Bonus yang ditawarkan pun masih jauh dari harapan.
Disadur dari berbagai sumber.
Penulis: Nabil
Editor: Sentot