Categories
Kabar Perlawanan

Kematian Jeyasre, Buruh Pabrik Pemasok H&M di India, Keluarga Korban Disatroni Tukang Pukul

Trimurti.idKasus Jeyasre di India memasuki babak baru yang dramatis. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Jeyasre Kathiravel ditemukan mati terbunuh pada 5 Januari 2020 lalu. Menurut penyelidikan polisi, buruh perempuan ini diperkosa dan dibunuh oleh supervisor di tempat kerjanya, yaitu Natchi Apparel, salah satu pabrik pemasok busana merek H&M di India.

Sesudah kejadian itu terungkap, keluarga korban ditekan oleh majikan untuk menerima uang asalkan bersedia menandatangani surat pernyataan, yang melepaskan perusahaan dari tanggung jawab atas atas kekerasan seksual dan pembunuhan tersebut.

Puncak kejadiannya, pada 26 Januari 2021, manajer dari Eastman Exports, perusahaan induk dari pabrik Natchi Apparels, menyatroni rumah keluarga korban dengan membawa 50 orang tukang pukul. Gerombolan ini menerobos masuk rumah, memaksa ibu korban untuk menerima selembar cek senilai 500 Ribu Rupee India (sekitar Rp 96 Juta), dan menandatangani sebuah surat yang tidak dia baca isinya.

Ibu korban, Muthuakshmi Kathirvel, saat itu ditemani sepuluh perempuan anggota dari serikat buruh. Sebuah rekaman video memperlihatkan, mereka semua dikepung sekelompok laki-laki yang berteriak-teriak memaksa ibu korban segera menandatangani surat pernyataan tersebut.

“Saya tidak mau tanda tangan, tapi mereka memaksa, dengan mengancam saya dan keluarga saya,” jelas Muthuakshmi Kathirvel.

Usai kejadian tersebut, Muthuakshmi Kathirvel dan sepuluh perempuan anggota serikat buruh segera dilarikan ke rumah sakit.

Dalam pernyataannya pihak perusahaan, Eastman Export, berdalih bahwa tujuan dari kunjungan mereka adalah untuk menyampaikan sumbangan uang bagi keluarga korban yang “sedang dalam kesusahan.” Lebih lanjut perusahaan mengatakan, “kami memahami bahwa upaya kami dapat menimbulkan kesan bahwa kami memaksa dan mempengaruhi keluarga korban. Kami sudah memerintahkan pihak manajemen dan staf untuk menahan diri menghubungi keluarga korban.”

Eastman Export menyatakan, di perusahaan mereka kekerasan berbasis gender sama sekali tidak ada, dan prosedur penyampaian keluhan sudah berjalan baik di semua pabrik. Dijelaskan pula, pabrik tidak pernah menerima keluhan dari almarhum Jeyasre Kathirvel.

Perusahaan menambahkan, dari penyelidikan yang dilakukan oleh ormas setempat, disimpulkan bahwa mendiang korban dan supervisor yang dituduh memperkosa adalah pasangan yang salig mencintai. Disebutkan pula, keluarga korban sama sekali tidak meminta pabrik untuk bertanggung jawab.

Penjelasan perusahaan –yang seluruhnya adalah omong kosong; bertolak belakang dengan tanggapan dari Anannya Bhattacharjee, koordinator Asia Floor Wage Alliance, organisasi yang bekerja bersama serikat buruh setempat dalam menanggapi kasus perkosaan dan pembunuhan ini.

Anannya Bhattacharjee dalam Pernyataan sikap Asia Floor Wage Alliance, Women’s Union demmand Binding Agreement from H&M After Supplier Send Mob and Threatens Family of Murdered Garment Worker in India mengatakan,

“Di pabrik itu, laporan kejadian kekerasan berbasis gender dan pelecehan sudah banyak. Tapi perusahaan terus menolak berunding dengan serikat buruh setempat. Mereka memilih menyelesaikannya melalui komisi pengaduan bentukan sendiri, untuk menyembunyikan kasusnya, bukan untuk membongkarnya.”

Anannya Bhattacharjee menandaskan, “Kasus ini menunjukkan, perusahaan-perusahaan yang sudah mengeruk laba menggunung dari rantai pasok global, mangkir dari tanggung jawabnya. Tapi, buruh-buruh perempuan ini tidak akan tinggal diam dan akan memukul balik. Supaya ada penyelesaian nyata, seluruh perempuan di seluruh dunia harus membantu buruh-buruh perempuan ini.

Artikel di atas merupakan hasil terjemahan dari The Guardian. Artikel aslinya dapat Anda baca di sini.

Penerjemah: Andi Gozali