Categories
Kabar Perlawanan

Dunia yang Bahagia Punya Siapa?

Trimurti.id, BandungTidak ada yang lebih menyakitkan bagi buruh selain kehilangan pekerjaan. Terlebih bila mereka sudah puluhan tahun bekerja.

Tahun 2016, 1095 awak mobil tangki PT. Pertamina dipecat dengan alasan pergantian penyalur tenaga kerja. Tahun 2018, tak kurang dari 300 buruh pabrik makanan ringan di PT. Arnott’s di Bekasi kehilangan pekerjaan, dengan alasan perusahaan kelebihan tenaga kerja dan produksi kurang laku terjual.

Meskipun tempat kerjanya berbeda, buruh PT Arnott’s dan Awak Mobil Tanki Pertamina punya satu kesamaan nasib. Sama-sama dipecat jelang hari Idul Fitri.

Akhir 2020, yang kena giliran dipecat adalah 150 orang sebuah pabrik permen di Wilkau-Hasslau, Jerman. Mereka dipecat hanya satu bulan menjelang perayaan Natal.

Pabrik permen ini sejak 1990 sudah dicaplok oleh perusahaan Haribo.  Perusahaan transnasional Haribo memproduksi permen karet buah Haribo, yang dijual di lebih dari 100 negara dan diklaim berhasil ‘memimpin’ pasar global. Perusahaan Haribo, dirintis sejak 1920 di kota Bonn, Jerman, dan dimiliki keluarga Hans Riegel, salah satu keluarga terkaya di Jerman.

“Anak-anak dan orang dewasa sangat menyukainya – dunia HARIBO yang bahagia.” Slogan resmi dari produsen permen Jerman HARIBO.

Kejadian pemecatan ini berlangsung dramatis. Tidak lama setelah para buruh merayakan 30 tahun bernaungnya pabrik itu dengan Haribo, manajemen perusahaan mengumumkan penutupan pabrik. Diputuskan begitu saja, tanpa meminta pendapat para buruh. Perusahaan beralasan, pabrik ditutup lantaran pabrik di Wilkau-Hasslau ini tidak lagi menguntungkan. Sudah. Begitu saja.

Tiba-tiba saja para buruh itu dipecat, sesudah 30 tahun bekerja, dan mencetak untung bagi keluarga Hans Riegel. Konyolnya lagi, perusahaan menawarkan tempat kerja baru, yang jaraknya 500 kilometer dari lokasi pabrik semula. Tawaran ini tidak masuk akal untuk para buruh yang sudah puluhan tahun hidup bersama keluarganya di kota Wilkau-Hasslau.

Sejauh ini, buruh pabrik Haribo sedang memperjuangkan hak-haknya. Dukungan untuk mereka datang dari Jaringan Solidaritas Transnational Buruh Kelapa Sawit, termasuk beberapa serikat buruh dari Indonesia.

Apa urusan serikat buruh di Indonesia dengan pemecatan buruh Haribo, yang pabriknya terletak ribuan kilometer dari Indonesia?  Dasarnya tentu adalah solidaritas antar buruh, tanpa memancang suku, bangsa, agama, dan seterusnya.

Ada urusan yang lain. Salah satu bahan baku permen karet adalah minyak sawit. Untuk memproduksi permen, raksasa Haribo mengimpor tak kurang dari 3251 ton minyak sawit (pada 2019). Hampir dapat dipastikan, Haribo mendapatkan bahan baku tersebut dari dua negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia: Malaysia dan Indonesia.

Sumber: Transnational Palm Oil Labour Solidarity (TPOLS)

Reporter: Indra Maulana