Melihat pemogokan supir truk di Brazil, yang berhasil mengerek tarif angkut dan menurunkan harga solar, supir truk Argentina menyatakan akan melakukan hal yang sama, meskipun sasarannya sedikit berbeda. Mereka merencanakan akan mogok dan memblokir jalur-jalur utama untuk menuntut kenaikan upah sebesar 27%. Para pemimpin serikat mengungkapkan bahwa upah harus naik untuk mengimbagi inflasi di negara-negara Amerika Selatan, yang angkanya saat ini sudah mencapai 20% dan masih terus meningkat.
Sekitar 90 persen dari peti kemas diangkut melalui Buenos Aires menuju pelabuhan utama.
Pemogokan dan blokade yang berlangsung lama dipastikan akan mengganggu ekonomi Argentina, yang mulai bangkit berkat kebijakan Presiden Mauricio Macri selama dua tahun terakhir.Pemulihan ekonomi antara lain ditandai dengan trend kenaikan perdagangan saham dan kenaikan volume perdagangan peti kemas. Selama empat bulan pertama 2018, Pelabuhan Buenos Aires menangani bongkar-muat peti kemas sebanyak 323.757 TEU, meningkat 20,2 dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Ekspor barang menanjak 10 persen menjadi 102.929 TEU, sementara impor barang juga naik 26 persen menjadi 220.828 TEU (Datamar).
Digalang sejak Februari
Serikat Supir Truk Argentina pertama kali menyerukan mogok pada 20 Februari lalu, ketika mereka memblokade jalan-jalan pusat Buenos Aires. Seruan tersebut diulang secara berkala untuk menggalang protes yang lebih luas terhadap program pemotongan anggaran dari Presiden Macri. Sebagaimana dikatakan dalam pernyataan aksi yang ditujukan pada staf administrasi Presiden Macri, pemogokan supir truk pada pada bulan Februari lalu berlangsung selama 24 jam. Selain itu, pada minggu sebelumnya berbagai serikat buruh turun ke jalan menuju ibukota Argentina untuk memprotes bantuan keuangan senilai USD 50 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF), yang dengan cepat melonjakkan suku bunga hingga 40 persen (tertinggi di antara negara-negara penganut pasar bebas) dan memicu inflasi. Hal itulah yang membuat Pablo Moyano, pemimpin Serikat Supir Truk Argentina, mengumumkan tuntutannya. “Jika perusahaan menolah tuntutan kenaikan upah ini, mungkin kami harus meniru apa yang dilakukan supir-supir truk di Brazil baru-baru ini,” kata Moyano. “Kami berpegang pada tuntutan [27 persen] ini. Angka tersebut merupakan perkiraan tingkat inflasi untuk tahun ini. Jika pemerintah mengabaikan tuntutan ini, atau jika kesepakatan gagal dicapai, federasi akan memberi lampu hijau untuk mengambil tindakan yang diperlukan,” demikian pernyataan dari serikat buruh. Moyano menegaskan bahwa 27 persen adalah minimum yang dapat diterima anggotanya, karena –mengutip pandangan para ahli- itu adalah nilai tengah dari tingkat inflasi tahunan rata-rata. Moyano dianggap sebagai pemimpin serikat buruh paling berpengaruh di Argentina, negara yang terkenal dengan kekuatan serikat buruhnya.
Pemerintah Macri bersikeras bahwa para supir seharusnya menerima kenaikan upah 15 persen, seperti kenaikan upah sebagian besar sektor lainnya, dan sebagaimana perkiraan tingkat inflasi 2018 menurut pemerintah. Sejak intervensi IMF, Argentina dilanda inflasi, dan terjadi perdebatan tentang angka inflasi.
Perkiraaan tingkat inflasi dari para ahli di belakang Moyano ternyata lebih mendekati kebenaran dibandingkan angka resmi dari pemerintah Presiden Macri. Angka resmi adalah 20 persen; sementara banyak perkiraan menyatakan bahwa inflasi sudah mendekati 25 persen. Tahun lalu, para pakar ekonomi Presiden Macri memperkirakan inflasi pada 12 hingga 17 persen; meleset 8% dibandingkan tingkat inflasi 2017 yang mencapai 25 persen. Sama-sama dilanda inlasi, mata uang Brazil dan Argentina terus melemah. Setelah intervensi IMF, peso melemah ke 25,5 terhadap dolar. Padahal pada 2015, hanya butuh 10 peso untuk membeli $1.
Beberapak sektor di Argentina yang kemungkinan terkena dampak pemogokan pengemudi truk adalah ekspor anggur, daging sapi, ayam, dan daging babi. Ekspor kedelai, salah satu penghasil pendapatan ekspor utama Argentina, juga akan terpengaruh di pelabuhan Rosario dan Paraguay.
Patricio Campbell, salah satu pengusaha angkutan peti kemas, mengatakan bahwa pemogokan oleh pengemudi truk tampaknya semakin mungkin.”Kami menunggu perkembangan berita, tetapi pemogokan mungkin terjadi pada akhir pekan ini,” kata Campbell. “Masalah besar di Argentina adalah inflasi dan meskipun pemerintah sedang mencoba untuk mengendalikannya, itu terlanjur meningkat. Pemerintah berharap untuk mempertahankannya hingga 17 persen, tetapi kemungkinan besar, akan mencapai lebih dari 20 persen. Jika upah terus naik, akan sulit untuk mengendalikan inflasi. Lebih dari itu, serikat supir truk di Argentina sangat kuat dan negara kita sangat bergantung pada truk untuk mungkin lebih dari 80 persen dari kebutuhan transportasi kami.” Campbell menambahkan bahwa jika pengemudi truk tidak mendapatkan kenaikan upah, “Mereka mengancam untuk melakukan apa yang dilakukan para supir truk di Brazil. Jika pemogokan terjadi, itu akan mempengaruhi akses ke semua pelabuhan di Argentina.”
Menurut Campbell, “Saat ini kami tidak melihat blokade panjang, seperti di Brazil, tetapi kami melihat mungkin serangkaian serangan satu hari,” katanya.
-Rehza
Sumber: https://www.joc.com/trucking-logistics/argentina%E2%80%99s-truckers-threaten-blockade-brazil%E2%80%99-if-wage-demand-not-met_20180612.html