“Dasa china, t*l*l. Gara-gara mereka kita jadi miskin, gak punya kerjaan. Usir TKA China Unskilled Labour!”
Kira-kira ucapan sejenis itu yang keluar dari pemimpin serikat busuk. Jenis serikat seperti ini menganggap hanya golongan, ras, atau agamanya saja, yang memiliki masalah kemiskinan. Kelompok buruh migran di luar golongannya mereka anggap tidak memiliki masalah, dan lebih parahnya dituduh sebagai perebut lahan mata pencaharian di negeri orang.
Prasangka-prasangka buruk itu sengaja terus dipelihara dengan kobaran api yang terus membesar kala musim pemilu atau bulan pengupahan tiba. Berbondong-bondong sekelompok serikat meneriakan “Usir TKA China! Usir Pengungsi Rohingya!”, hingga “Usir TKA Unskilled Labour!” secara menggebu-gebu. Mungkin dalam pikiran mereka buruh migran atau pengungsi adalah alien dari planet lain yang akan mengambil alih dunia, dan mengancam kehidupan manusia di muka bumi.
Padahal jika mereka mau menggunakan kepalanya untuk berpikir sejenak, rasisme merupakan taktik majikan untuk mengaburkan tuntutan gerakan buruh dan mengaburkan masalah yang dihadapi buruh. Bisa jadi selama ini kita cukup naif, karena memang lebih mudah membayangkan kelompok rentan lain tertindas, setelah kita lama tertindas di dalam tempat kerja.
Sekadar pengingat untuk kita: siapapun yang bekerja di bawah relasi kuasa majikan maupun mengerjakan kerja-kerja reproduksi (memasak, mencuci, membersihkan rumah, dan mengurus sanak keluarga). Maka, ia adalah kelas buruh; apapun warna kulit, bahasa, dan kepercayaan yang dianut.
Ya Tuhan, tolong jauhkanlah kami dari sifat-sifat keji dan orang-orang yang kufur nikmat dan rasis. Berilah kami selalu kewarasan di tengah dunia (kapitalisme) yang kian menggila ini.
***
Penulis: Baskara Hendarto
Editor: Dedi Muis