Trimurti.id—Senin, 26 November 2018, General Motors (GM) mengumumkan rencana untuk menutup lima pabriknya di AS dan Kanada awal tahun depan. Dari lima pabrik tersebut, dua pabrik perakitan terletak di Michigan, dan selebihnya di Kentucky dan Kansas. Mary Bara, petinggi GM, menjelaskan bahwa dengan penutupan ini perusahaan akan memotong pengeluaran hingga $ 6,5 miliar, dan dengan demikian akan “meningkatkan laba jangka panjang dan memperbesar memperbesar potensi untuk menghasilkan uang.” Rencana General Motor rupanya disambut baik oleh para pemegang saham. Segera sesudah keluarnya pengumuman penutupan, saham perusahaan naik 7,8 persen.
Dengan terbitnya rencana terbaru ini, 6.238 buruh GM terancam kehilangan pekerjaan. Sebelumnya pun, sepanjang 2018 saja, GM sudah menawarkan kepada 18.000 buruhnya untuk “mundur secara sukarela” atau dipecat. Sedangkan untuk buruh yang sudah bekerja lebih dari 12 tahun, perusahaan menawarkan suatu paket imbalan (buy-out). Tawaran tersebut tengat waktunya sudah berakhir pada 19 November 2018 lalu. Dengan demikian, gelombang pemecatan ini bukanlah yang pertama. Jika dihitung sejak 2013. sudah 39.000 buruh dipecat oleh GM.
Gelombang pemecatan kali ini ditengarai pula ditujukan untuk menekan balik 50 ribu buruh GM yang kontrak kerjanya berakhir pada 13 September 2019. Untuk diketahui, selama beberapa dekade sebelumnya pun GM berulang melakukan penangguhan upah dan tunjangan, dengan dalih “untuk penghematan.”
Wakil presiden serikat buruh otomotif (UAW), Terry Dittes, menuduh perusahaan sengaja memindahkan produksi ke luar negeri untuk mencari buruh murah. Keputusan tak berperasaan. Mengurangi atau menghentikan operasi di pabrik-pabrik Amerika, dan pada saat yang sama membuka pabrik atau produksi di Meksiko dan Cina, padahal produksinya dipasarkan untuk konsumen Amerika. Tindakan ini menghancurkan buruh Amerika,” ujar Terry Dittes.
Kecaman serupa datang dari Jerri Dias, presiden Unifor, serikat buruh GM di Kanada. Jerri Dias bertekad untuk melawan penutupan pabrik guna mempertahankan pekerjaan. Unifor saat ini sudah melakukan beberapa konsolidasi untuk menggalang perlawanan.
Pengurangan produksi, pemindahan pabrik, tidak hanya terjadi pada GM. Pesaing GM, yakni FordFiat Chrysler juga menempuh tindakan serupa: memecat buruh dan menutup pabrik. Di seluruh Eropa dan Amerika Serikat, jumlah buruh yang terancam hilang pekerjaan berjumlah sekitar 25.000 orang.
Gelombang pemecatan ini menandakan berlangsungnya konsolidasi baru modal dan pemindahan operasi pabrik-pabrik otomotif ke Asia dan Amerika Selatan.
Penulis: Siti Hayati, dari berbagai sumber.
Editor: Dachlan Bekti