Categories
Kabar Perlawanan

Gelombang Gerakan Buruh Menolak Suplai Senjata ke Israel

Trimurti.id – Sejumlah gerakan buruh di Eropa dan Amerika Serikat melakukan aksi menentang serangan militer Israel (yang disebut sebagian kalangan mengarah pada genosida) terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza. Korban jiwa yang terus bertambah serta fasilitas publik yang hancur lebur akibat dibombardir Israel secara membabi buta, telah memicu protes dan solidaritas dari berbagai negara dan kalangan, termasuk serikat-serikat buruh.

Front Bersama Serikat Buruh Belgia tolak bongkar muat kiriman senjata

 

Pada 31 Oktober, empat serikat buruh transportasi Belgia yang tergabung dalam Front Bersama Serikat Buruh menyerukan anggota-anggotanya untuk menolak bongkar muat kiriman senjata ke Israel, baik yang melalui pelabuhan maupun bandara. Hal itu didasarkan pada kesepakatan dan aturan yang ada sejak perang Rusia dan Ukraina.

Front yang terdiri dari ACV Puls, BTB, BGTK, dan ACV–Transcom, serikat-serikat yang aktif di sektor logistik darat, itu juga menyerukan gencatan senjata serta meminta Pemerintah Belgia untuk konsisten dan tidak mentoleransi pengiriman senjata yang melewati bandara Belgia.

Mereka menilai bahwa mengerjakan bongkar muat senjata-senjata ini sama dengan membantu pihak-pihak tertentu untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah. “Sebagai serikat buruh, kami menyatakan solidaritas kami pada mereka yang mengampanyekan perdamaian,” kata mereka.

Buruh pelabuhan di Barcelona serukan gencatan senjata

 

 

Solidaritas dari gerakan buruh untuk rakyat Palestina juga dilakukan buruh-buruh pelabuhan di Barcelona. Dalam pernyataannya, Organisasi Buruh Pelabuhan Barcelona, OEPB dalam bahasa Catalan, menyerukan gencatan senjata di Israel, Palestina, Ukraina, dan semua tempat konflik bersenjata lainnya.

“Kami telah memutuskan […] untuk tidak mengizinkan aktivitas pengiriman peralatan militer di pelabuhan kami, dengan tujuan tunggal untuk melindungi penduduk sipil di wilayah mana pun,” tulis OEPB dalam pernyataan yang disiarkan pada 6 November lalu.

“Tidak ada alasan apa pun yang membenarkan pengorbanan warga sipil.”

Selain menyerukan gencatan senjata untuk semua peperangan, OEPB secara khusus meminta Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mencari solusi damai, dan pada saat yang sama, menuduh PBB terlibat dalam konflik kekerasan karena “lamban dan mengabaikan fungsi-fungsinya.”

Mereka mendesak PBBB untuk kembali ke misinya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, melindungi hak asasi manusia, mendistribusikan bantuan kemanusiaan, mendukung pembangunan berkelanjutan dan aksi iklim, serta melindungi hak-hak internasional.

Buruh di Yunani protes di depan maskapai penerbangan Israel

Bandara Internasional Athena menjadi tempat berlangsungnya aksi protes buruh yang tergabung dalam Front Militan Seluruh Buruh (PAME) pada 2 November lalu. Aksi itu merupakan bentuk solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina yang dibombardir Israel.

Aksi yang dimulai dari depan kantor maskapai penerbangan Israel, El Al, itu mengecam perang genosida terhadap rakyat Palestina. Dengan lantang, mereka mengutuk kejahatan perang Israel d Gaza.

“Tidak ada yang bisa tinggal diam ketika jumlah korban tewas akibat pengeboman Israel di Gaza melebihi 8.000 orang, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak dan lebih dari 1.000 wanita,” ujar mereka.

PAME juga menuntut agar pemerintah Yunani menghentikan semua kerja sama ekonomi, politik, dan militer dengan Israel. Serikat ini juga menyerukan diakhirinya fasilitas pangkalan dan infrastruktur lainnya yang selama ini disediakan Yunani kepada AS, NATO, dan Israel. PAME juga menyerukan pengakuan segera atas negara Palestina di sepanjang perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Dari Pelabuhan Oakland Untuk Palestina

Di Pelabuhan Oakland, California, seratusan pengunjuk rasa berkumpul untuk menuntut gencatan senjata di Gaza, 4 November lalu. Mereka hendak memblokade kapal kargo yang berangkat membawa senjata ke Israel.

Para pengunjuk rasa menduduki tempat berlabuh kapal, sementara yang lain mengunci diri mereka di tangga di sisi kapal. Setelah sembilan jam pendudukan, polisi bergerak untuk mengeluarkan para pengunjuk rasa secara paksa dari kapal, dan kapal mulai meninggalkan pelabuhan.

“Memalukan!” teriak para demonstran.

Penyelenggara aksi di Oakland mengatakan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan kawan-kawan mereka di Tacoma, Washington, pemberhentian kapal berikutnya, untuk melakukan blokade damai lainnya pada Senin, 6 November 2023.

“Kami hendak mengingatkan bahwa pemerintah AS, pada kenyataannya, mengirimkan senjata-senjata ini ke Israel,” ujar koordinator pers AROC, Wassim Hage, kepada SFGate, sebagaimana dilansir New York Post.

“Kami ingin orang-orang sadar bahwa AS akan terus menggunakan pelabuhan-pelabuhan kami untuk memfasilitasi genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza.”

Korban serangan Israel, yang merupakan bagian dari konflik panjang Palestina-Israel sejak 1948, terus bertambah. Per 9 November 2023, menurut keterangan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, setidaknya 10.812 orang Palestina (termasuk 2.823 perempuan dan 4.412 anak-anak), tewas oleh serangan udara Israel sejak 7 Oktober. Selain korban jiwa, 26.475 orang (6.327 perempuan dan 8.663 anak-anak) menderita luka-luka dan 1,4 juta orang terpaksa mengungsi.

Nasib buruh Palestina di Israel

“Kami ditangkap, ditendang, dan dihinakan,” ujar seorang buruh Palestina, yang baru-baru ini dipulangkan ke Gaza oleh Israel, kepada Al Jazeera.

Sekitar 18.500 penduduk Gaza yang memiliki izin untuk bekerja di luar Gaza. Di Israel, mereka umumnya bekerja sebagai buruh konstruksi, sebagian yang lainnya bekerja di mal dan restoran. Seja pecah serangan pejuang Palestina awal Oktober lalu, buruh-buruh Palestina di Israel telah ditangkap, disiksa, dan diinterogasi.

Ribuan buruh ditangkap dan dibawa ke Penjara Ofer. Beberapa orang dikumpulkan dan ditahan di lokasi lain yang dirahasiakan tanpa komunikasi dengan keluarga mereka. Sebagian lainnya dibuang di pos-pos pemeriksaan di Tepi Barat yang diduduki Israel dan disuruh berjalan kaki menuju kota-kota Palestina dengan pakaian yang mereka kenakan.