Trimurti.id. Dikutip dari cnnindonesia.com, menurut Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah, tingkat BOR (Bed Occupation Rate) atau keterisian ranjang di rumah sakit seluruh provinsi Pulau Jawa mencapai 81-90 persen. Sementara untuk keterisian kamar di ruang Intensive Care Unit (ICU) berkisar 78-96 persen. Rata-rata kapasitas keterpakaian tempat tidur itu melampaui ambang batas aman.
Karena rumah sakit sudah penuh dengan pasien pasien COVID-19 yang mengalami sesak napas tidak dapat tertangani segera. Banyak dari pasien yang akhirnya mengalami penurunan saturasi oksigen hingga berujung kematian.
Menurut Erlina Burhan Ketua Pokja Pengobatan Covid-19 RSUP Persahabatan dalam wawancaranya bersama kompas.com kadar saturasi oksigen yang normal berada diantara 95% sd 100%. Pada pasien yang terjangkit COVID-19 dengan gejala parah, seringkali terjadi peradangan di jaringan paru-paru mereka sehingga kerja organ tubuh ini tidak maksimal untuk menyebarkan oksigen ke pembuluh darah. Kondisi inilah yang menyebabkan saturasi oksigen atau kadar oksigen di aliran darah pasien menurun menjadi di bawah 94%. Penurunan secara drastis kadar saturasi oksigen inilah yang tak jarang menyebabkan kematian.
Risiko kematian yang tinggi ini memunculkan urgensi pertolongan pertama bagi pasien Covid-19 yang mengalami gejala sesak napas. Salah satunya dengan teknik proning.
Proning dilakukan dengan membolak-balikan posisi tidur pasien, tengkurap atau telungkup, selama beberapa jam. Diawali dengan posisi tengkurap, menyamping ke kanan, menyamping kiri, dan telentang dengan posisi punggung lebih tinggi. Setiap posisi dirubah setiap 30 menit.
Menurut Erlina Burhan, tengkurap dalam posisi proning bertujuan agar paru-paru bekerja dengan maksimal mengalirkan oksigen ke pembuluh darah. Dengan posisi tengkurap, dorsal atau bagian inti dan paling penting di paru-paru dapat megembang dengan leluasa untuk mengumpulkan oksigen dan menyebarkannya ke pembuluh darah.
Senada dengan Erlina, Jack Stewart, ahli paru dari St. Joseph Hospital in Orange County, California, Amerika Serikat mengatakan Virus SARS-CoV-2, menyebabkan cairan dan sekresi abnormal berkumpul ke arah belakang, di mana terdapat lebih banyak jaringan paru, dan menyebabkan gangguan yang lebih besar pada fungsi paru-paru. Proning dapat membantu memindahkan cairan yang mungkin terkumpul di paru-paru dan mengganggu pernapasan pasien.
Proning memang tidak dapat mengembalikan fungsi paru secara maksimal. Apalagi untuk menyembuhkan pasien dari virus COVID-19. Namun dengan proning, pasien mendapat pertolongan pertama sebelum ia mendapatkan pertolongan secara medis di rumah sakit.
Sumber: